Pertanyaannya Keyakinan dulu baru ikhtiar atau ikhtiar dulu baru yakin ?Nah.. kita belajar ilmu yakin dari beliau KH. Abdullah Gymnastiar dalam Kajian Aa Gy ILMU membawa kepada keyakinan. Keyakinan membawa kepada amal, amal membawa kepada keberuntungan. Ada tiga keyakinan ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin. Ilmul yaqin adalah keyakinan berdasarkan ilmu. Luqman mengajarkan himah kepada dirinya, kepada keluarganya, kepada jamaahnya, bahwa sedekah bisa begini dan sedekah bisa begitu. Lalu dia dan di antara yang diseur, bersedekah. BACA JUGA Alquran dan Ilmu Pengetahuan Ungkap tentang Daya Ingat Manusia Inilah salah satu bentuk ilmul yakin, yakni keyakinan berdasarkan ilmu. Dengan ilmunya dia lalu terdorong kuat untuk beramal. Dari ilmul yakin tersebut, kemudian ada satu dua yang merasakan manfaat sedekah. Inilah kiranya yang disebut ainul yaqin, keyakinan berdasarkan mata, berdasarkan pengalaman. Dan ada satu lagi, yaitu yang namanya haqqul yakin. Bulat, enggak perlu pengalaman mesti berhasil, mesti manfaat. Yakin… ya yakin. BACA JUGA Ilmu Berpengaruh Besar dalam Membentengi Maksiat Melihat penjelasan awal di atas, nampaknya kehadiran ilmu, salah satu kepentingannya adalah supaya mendorong lahirnya amal. Malah dengan adanya ilmu, maka amal itu akan menjadi terus terpelihara. [] Sumber An Introduction to The Miracle Of Giving/Ust. Yusuf Mansur/Penerbit Zikrul Hakim tahun 2008
Artinya "siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga" (HR. Muslim, No. 2699). Jadi, Islam amat mementingkan ilmu pengetahuan sehingga hukum menuntut ilmu adalah fardlu 'ain, wajib bagi setiap individu, lelaki-perempuan, tua-muda, miskin-kaya.
Hakekat Ilmu Yakin dalam Islam Pada kesempatan kali ini, saya akan bahas mengenai bab YAKIN. Seberapa yakinkah kita dengan agama yang kita anut. Apakah kita beragama cuma ikut-ikutan /taklid saja kepada keluarga atau ulama? Dan ibadah yang selama ini kita kerjakan apakah itu sekedar memenuhi kewajiban gugur kewajiban ataukah dilandasi ketulusan dan kecintaan kepada Allah? Nah, pada umumnya seseorang yang beragama didasarkan atas salah satu dari 3 keyakinan berikut ini 1. Ilmul Yaqin 2. Ainul Yaqin 3. Haqqul Yaqin Isbatul Yaqin 1. Ilmul Yaqin Ini adalah tingkatan terendah dari suatu keyakinan beragama. Misal seseorang mendapat pengetahuan dari si A yang mengatakan bahwa di Jawa Tengah terdapat candi borobudur, padahal si A tidak pernah ke Jawa Tengah. Jadi pengetahuan yang didapat dari si A hanyalah pada tataran teori belaka. Seseorang yang beragama pada tingkat ini hanyalah yakin karena “kata orang”. Maka ia pun akhirnya menerima saja apa yang dikatakan oleh orang-orang tanpa melakukan penyelidikan atau mendalami secara sungguh-sungguh agamanya sendiri. Jika agamanya sendiri tidak pernah dikaji lalu bagaimana mau mempelajari agama orang lain? Yang terjadi kemudian adalah sikap memusuhi agama diluar dirinya. Merasa diri paling benar bahkan mengkafirkan yang lain. Menyalah-nyalahkan ajaran agama orang lain seakan-akan dirinya adalah orang yang paling benar. Simak dan renungkan ayat berikut Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olokan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan… Al Hujaraat 49 11 Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mau mencaricari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan bangkai daging saudaranya sendiri ? Al Hujaraat 49 12 Orang pada tataran ilmu yaqin ini biasanya mudah diprovokasi dan dihasut contohnya ya teroris seperti Noordin M Top, dan para pelaku bom bunuh diri yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Teroris seperti mereka selalu memahami jihad dengan berperang. Kalo tidak berperang serasa kurang afdhol. Lebih suka mati medan berperang ketimbang mati di meja belajar. Padahal ketika meledakkan diri, mereka tidak sedang diserang malah justru menyerang orang yang tidak bersalah. Orang yang seperti inilah yang menghancurkan nama baik Islam sebagai agama yang mengajarkan kedamaian,tindak seperti itu melakukan kerusakan di muka bumi. Nah, bagi mereka yang masih pada tahap ilmul yaqin, sholat lima waktu yang dikerjakan masih sulit untuk khusyu’ karena hanya gerak fisik belaka sholat raga. Ibarat orang yang sedang menghormat dan berbicara kepada raja tapi rajanya tidak ada di depannya. Ini yang disebut menyembah adam sarpin kekosongan. Ibarat menyumpit burung tapi burungnya tidak ada, yang disumpit adalah kekosongan. Sholat seperti ini sia-sia karena tidak mampu menghadirkan zikir didalamnya. Padahal sholat itu haruslah dapat menghadirkan zikir sebagaimana yang diperintahkan Allah “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk berzikir kepadaKu”. Thaahaa 20 14 Mengapa sholatnya seseorang harus mampu menghadirkan zikir? Sebab dengan zikir akan hadir ketenangan, kedamaian dalam batin dan pikiran kita. Kalau batin dan pikiran sudah tenang maka hawa nafsu bisa dikendalikan. Dirinya akan mampu melihat mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Sholat yang mampu menghadirikan zikir inilah yang akan mampu mencegah manusia dari berbuat keji dan mungkar “Dan sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. Al Ankabuut 29 45 Bagi mereka yang tidak mampu menghadirkan zikir ketika sholatnya maka sholatnya tidak akan mampu mencegah diri mereka dari berbuat keji dan mungkar. Sholatnya tidak salah! Tapi orang yang mengerjakannya yang lalai. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya” Al Maa’un 107 4-5 Tidaklah heran jika kita sering melihat orang rajin sholat, punya pengetahuan agama yang luas tapi malah jadi tersangka kasus korupsi. Kerjanya sih di Departemen Agama tapi malah tempat kerjanya dijadikan lahan korupsi. Inilah tandanya orang yang melalaikan sholat. Rajin ibadah ritual tapi masih suka KKN, dengki, suka bergunjing, memfitnah, dan melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Inilah ibadah yang sia-sia karena cuma berolahraga saja dan tidak menghujam ke dalam batin. 2. Ainul Yaqin Tahapan ini lebih tinggi dari yang ainul yaqin. Misal seseorang diberitahu oleh si A bahwa di Jawa Tengah terdapat candi borobudur. Dan ternyata si A pernah ke Jawa Tengah melihat candi borobudur. Jadi pada tahapan ini seseorang mendapat pengajaran dari si A yang pernah mengalami atau praktek. Si A bukan hanya tahu secara teori tapi ia telah membuktikannya dengan pergi ke Jawa Tengah. Dalam kaitannya dengan agama, orang yang berada pada tingkatan ini adalah orang yang sedang “mencari Tuhan”. Pencariannya meliputi penelitian melalui buku-buku, bertanya kepada orang-orang mengenai masalah Ketuhanan/spiritual dan orang yang ditanya pun tidak hanya pandai berteori namun sudah mempraktekannya juga. Sholatnya orang yang telah mencapai tahap ini tentu akan lebih baik lagi karena akan mampu menghadirkan zikir dalam sholatnya sehingga dapat mencegahnya dari berbuat keji dan mungkar. Namun demikian bagi kita yang telah mencapai tahap ainul yaqin jangan puas dulu. Perjalanan belum selesai cak! kita harus terus meningkatkan keyakinan kita sampai kita tahapan yang nyata dan terbukti. Kita harus pergi ke Jawa Tengah untuk menyaksikan candi borobudur tersebut agar haqqul yaqin. Mereka yang telah mencapai tahap ainul yaqin seringkali terjebak berpuas diri dengan keyakinan atau pengetahuan yang dimilikinya. Mereka merasa cukup puas mengerjakan rukun iman dan rukun Islam tanpa berusaha mencapai makrifat kepada Allah. Sebagian dari mereka sering berceramah tentang keutamaan mendapat lailatul qadr tapi mereka sendiri tidak pernah mendapat atau mengalami pengalaman lailatul qadr. Sering juga berceramah Isra Mikraj tapi tidak pernah mengalami Isra Mikraj. Kita ternyata cuma bisa kebanyakan berceramah teori tanpa bisa membuktikan ceramahnya. Padahal di Al Quran kita telah di ingatkan agar jangan cepat berpuas diri Katakanlah “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang amat rugi perbuatannya?” Yaitu orang yang sia-sia perbuatannya ketika hidup di dunia sedang mereka mengira bahwa mereka melakukan perbuatan yang baik” Al Kahfi 18 103-104 3. Haqqul Yaqin Isbatul Yaqin Inilah tahapan keyakinan yang tertinggi. Dalam hal ini kita bukan hanya mendengar cerita saja bahwa di Jawa Tengah ada candi borobudur, namun kita mengalaminya sendiri dengan pergi ke Jawa Tengah. Kalau sudah ke Jawa Tengah dan melihat sendiri candi tersebut tentu keyakinannya sangat kuat sekali. Inilah kebenaran yang haq nyata dan terbukti isbat. Dalam kaitannya dengan keyakinan beragama, orang yang telah mendapat haqqul yaqin adalah orang yang telah mencapai makrifat kepada Allah. Orang yang telah bermakrifat berarti ia mengenal Af’al-Nya, Asma-Nya,Sifat-Nya dan Dzat-Nya. Ia akan mendapat ilmu langsung dari sisi-Nyaladunni. Perihal ilmu laduni ini telah disampaikan juga melalui Al Quran “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. Al Kahfi 18 65 “Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Dia akan mengajarimu”. Al Baqarah 2 282 Manusia yang telah mendapat ilmu laduni berarti telah mendapatkan kebenaran yang Haq. Tidak ada keraguan sama sekali. Mereka pun telah mencapai Mikraj, bertemu dengan Allah. Bagi mereka, Isra Mikraj adalah peristiwa spiritual yang langsung dialaminya sendiri bukan teori belaka. Lho… bukankah Isra Mikraj itu hanya untuk Nabi Muhammad saja? Nah doktrin seperti inilah yang telah banyak memasung pemikiran umat Islam. Pendapat ulama dijadikan taklid, harga mati yang tidak bisa dirubah. Padahal pendapat ulama itu hanya untuk dijadikan referensi saja. Ibarat makanan, jangan ditelan mentah-mentah. Kunyahlah dulu. Untuk itu, carilah guru atau ulama sebanyak-banyaknya. Jangan hanya cari ulama yang levelnya “SD” tapi cari juga ulama yang levelnya “SMP” , “SMA”, “S1” dan. seterusnya. Jangan hanya belajar dari ulama yang sering muncul di televisi saja tapi belajarlah juga ulama lain yang lebih tinggi ilmunya. Ulama ini tidak muncul kepermukaan karena tidak mau menjadi selebritis. Mereka harus dicari!. Kalau kita hanya belajar dari ulama level SD ya pengetahuan kita tidak akan pernah berkembang. Bagai katak dalam tempurung. Merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki dan yang ditingkatkan pun hanya ibadah ritual saja. Padahal ilmu Allah itu teramat sangat luas dan ini justru menjadi tantangan umat Islam abad modern untuk terus mengkaji Al Quran sesuai perkembangan jaman. Kalau kita taklid kepada pendapat seorang ulama, memangnya ketika kita mati, ulama tersebut mau bertanggung jawab kepada kita? Nah karena tiap manusia itu sendirian ketika meninggal maka manusia itu sendiri yang harus menentukan jalan hidupnya. Segala pendapat atau tafsiran hendaknya hanya dijadikan referensi saja. Termasuk postingan yang anda baca inipun hanya bersifat referensi untuk mendekati. kebenaran. Kitalah nantinya yang akan menemukan kebenaran itu sendiri setelah diberi petunjuk Tuhan – tentu kita juga harus meminta petunjuk-Nya terlebih dahulu. Saya tidak mengatakan pendapat saya di postingan ini adalah yang paling benar. Sekali lagi tidak! Karena kebenaran hanyalah milik Allah semata. Dan saya tidak mau ikut-ikutan sebagian orang Islam yang mengatas namakan kebenaran dari Tuhan lalu dengan seenaknya mengatakan orang lain sesat, kafir bahkan melakukan tindak kekerasaan kepada orang lain yang tidak sependapat/sealiran dengan mereka. Sesat adalah menyimpang dari kebenaran dan yang empunya kebenaran adalah Allah. Jadi Allah-lah yang memiliki otoritas penuh untuk menentukan sesat atau tidaknya seseorang. Simak ayat berikut ini “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa”. An Najm 53 32 “Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk” Al An’aam 6 117 Rasulullah saw telah bersabda”Wahai manusia… Bertaubatlah kalian kepada ALLAH Azza Wa Jalla, sebelum mati dan cepat-cepatlah melakukan perbuatan-perbuatan baik sebelum sibuk; Perbaikilah hubunganmu dengan TUHAN-mu, niscaya kalian bahagia; Banyak-banyaklah bersedekah, nescaya kalian mendapatkan rezeki; Perintahlah berbuat baik, nescaya kalian terjaga; dan Cegahlah perbuatan mungkar, nescaya kalian menang.””Wahai manusia… Sesungguhnya orang yang paling cerdik di antara kalian adalah orang yang paling banyak mengingat mati; dan Orang yang paling kuat di antara kalian adalah orang yang paling baik mempersiapkan diri untuk mati; Ingatlah! Di antara tanda-tanda orang berakal adalah dapat menghindar dari tipudaya dan kembali ke jalan yang kekal, mempersiapkan bekal untuk di kubur dan bersiap-siap menghadapi hari Kiamat” ♪♫♪♫♪♫ Silahkan di Share / Bagikan Semoga bisa bermanfaat buat yang lain juga ☆☆☆☆☆ Salam Jaya… Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Raya From Martapura OKU Timur Sumatera Selatan ☆☆☆☆☆ TAQLIDILMU YAKIN AINUL YAKIN HAQQUL YAKIN Tidak Aku jadikan Manusia melainkan untuk menyimpan Rahsia-Aku dan sesungguhnya Manusia itu Rahsia-Aku dari Akulah yang menjadi Rahsia Allah. Tenaga Rohani Disebut yaqin, yakin atau percaya, apabila keyakinan itu tidak mengandung sedikit pun keraguan. Kalau masih ada sedikit keraguan, maka disebut zhann dugaan. Kalau masih setengah-setengah, disebut syakk 50-50. Dan kalau lebih banyak ragunya, disebut wahm. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam Kitab al-Qamus al-Muhith اليقين إزاحة الشك “Yakin yaitu hilangnya keraguan.” Dan dalam Kitab at-Ta’rifat oleh Imam al-Jurjani اليقين تحقيق التصديق بالغيب بإزالة كل شك وريب “Yakin yaitu benar-benar percaya kepada hal-hal yang ghaib dengan dihilangkannya sikap ragu-ragu.” Namun demikian, orang yakin itu tidak sama, meskipun sama-sama yakin tanpa adanya keraguan sedikit pun. Jadi orang percaya atau yakin itu bertingkat-tingkat. Seperti istilah susu sapi asli. Meskipun sama-sama asli, namun beda kualitasnya. Demikian pula madu. Meskipun asli tanpa campuran apapun, namun seringkali berbeda kualitasnya antara madu yang satu dengan madu yang lain. Berangkat dari sinilah kemudian ada istilah ilmul yaqin, ainul yaqin dan haqqul yaqin. Sama-sama yaqin, namun beda kualitasnya. Baca Juga Memahami Makna Syariat, Thariqat, Hakekat, Makrifat *** Pengertian Ilmu pengetahuan yang sudah tersusun secara rapi dan sistematis. Lawannya jahil atau jahalah, artinya bodoh atau kebodohan. Ain mata. Alat untuk melihat dan mengkonfirmasi berita yang diperoleh sebelumnya. Haqq kebenaran yang sejati. Puncak dari ilmu yang sudah dikonfirmasi dan dirasakan sendiri. 1. Ilmul Yaqin Ilmul Yaqin keyakinan yang kita peroleh berdasarkan informasi yang kita percayai kebenarannya, meskipun kita belum pernah melihat dan membuktikannya sendiri. علم اليقين هو ما علمه بالسماع والخبر والقياس والنظر “Ilmul Yaqin yaitu Semua yang diperoleh melalui pendengaran, pengabaran, analogi dan penalaran logika.” 2. Ainul Yaqin Ainul Yaqin keyakinan yang kita peroleh berdasarkan kenyataan yang pernah kita lihat sendiri. عين اليقين هو ما شاهده وعاينه بالبصر “Ainul Yaqin yaitu Semua hal yang disaksikan dan dilihat dengan penglihatan mata.” 3. Haqqul Yaqin Haqqul Yaqin keyakinan yang kita peroleh berdasarkan pengalaman sendiri. Jadi bukan hanya katanya. Bukan pula sekedar melihat. Namun benar-benar melakukan dan mengalaminya sendiri. حق اليقين هو ما باشره ووجده وذاقه وعرفه بالاعتبار “Haqqul Yaqin yaitu Semua yang disentuh, didapati, dirasakan dan diketahui melalui pengalaman sendiri secara nyata.” Baca juga Kaidah Fiqih 2 Keyakinan Tidak Bisa Dihilangkan oleh Keraguan *** Contoh 1 Api itu panas Ketika masih kecil kita memperoleh informasi, bahwa api itu panas. Api berbahaya. Bila tidak hati-hati, kita bisa celaka karenanya. Kita yakin bahwa informasi itu adalah benar, karena semua orang bilang demikian, meskipun kita belum pernah membuktikan sendiri. Keyakinan ini disebut ilmul yaqin. Keyakinan yang hanya berdasarkan informasi belaka. Suatu saat kita melihat tangan seorang teman terkena api, sehingga dia pun menjerit dan menangis kesakitan. Keyakinan kita pun bertambah. Ini disebut ainul yaqin. Karena kita sudah melihatnya sendiri. Kemudian suatu hari tanpa sengaja kulit tangan kita sendiri tersentuh api, dan kita pun merasa sangat kesakitan. Ini disebut haqqul yaqin. Keyakinan berdasarkan pengalaman sendiri. ** Contoh 2 Bebek Goreng Seorang teman dekat bercerita bahwa bebek goreng di Warung Simbok sangat enak dan spesial. Ilmu yaqin. Informasi terpercaya. Karena penasaran kita pun berkunjung ke warung itu. Di situ kita perhatikan pelanggan sangat banyak. Mereka makan dengan sangat lahap. Tidak ada sisa makanan yang tertinggal di piring. Kita pun semakin yakin. Jadi keyakinan kita pun bertambah. Ainul yaqin. Sudah lihat sendiri. Setelah pesanan datang, kita pun membuktikan sendiri nikmatnya sajian bebek goreng itu. Ternyata benar-benar nikmat dan istimewa. Bumbunya lengkap. Dagingnya juga terasa pas. Haqqul yaqin. Karena kita sudah membuktikan nikmatnya bebek goreng itu dengan lidah kita sendiri. Bukan cuma katanya orang. Bukan pula melihat tampilannya. Namun benar-benar merasakannya sendiri. ** Contoh 3 Kasih sayang orangtua Kita memperoleh informasi, bahwa kasih sayang orangtua kepada anaknya itu jauh lebih besar daripada kasih sayang anak kepada orangtuanya. Informasi ini kita peroleh dari berbagai sumber yang terpercaya. Sehingga kita pun menjadi yakin akan kebenaran informasi itu. Namun kita belum pernah melihat bukti real dari informasi itu. Maka informasi ini masuk kategori ilmul yaqin. Suatu hari kita menyaksikan berita di televisi akan kisah nyata tentang kasih sayang orangtua kepada anaknya. Atau kita menyaksikannya sendiri pada peristiwa sehari-hari. Yaitu kasih sayang orangtua sendiri kepada kita. Namun kita baru sebatas menerima, bukan memberi. Semua ini makin memperkuat keyakinan kita, sehingga menjadi ainul yaqin. Nah, apabila kita sudah berkeluarga. Punya suami atau istri sendiri. Kemudian sudah punya anak sendiri, maka kita pun akan sampai pada keyakinan dengan derajat haqqul yaqin. Di situlah kita baru bisa membuktikan sendiri, bahwa kasih sayang orangtua kepada anak itu jauh lebih besar daripada kasih sayang anak-anak kepada orangtua. Baca Juga Tiga Macam Kebenaran Pribadi, Musyawarah, Al-Haqq *** Hikmah Adanya beberapa istilah ini, kita bisa mengambil hikmah di antaranya adalah sebagai berikut – Meskipun sudah sama-sama beriman dengan yaqin, kualitas amal manusia bisa berbeda-beda sesuai dengan tingkatan keimanan atau keyakinannya itu. – Allah memberikan cobaan dan musibah kepada manusia, di antaranya untuk meningkatkan keyakinan dan keimanan. Supaya manusia memiliki pengalamannya sendiri. Bukan hanya melihat pengalaman orang lain, maupun informasi dari orang lain. – Janganlah orang yang sudah sampai pada haqqul yaqin menuntut orang lain yang baru pada tahapan ilmul yaqin dan ainul yaqin untuk sama dengan dirinya. *** Kesimpulan Ilmul yaqin hanya kata orang, namun dari orang yang sangat kita percaya. Sehingga informasi itu membuat kita yakin. Tanpa keraguan sedikit pun. Ainul yaqin kita sudah lihat sendiri. Bukan lagi kata orang. Tambah yakin. Haqqul yaqin sudah merasakan sendiri. Keyakinan yang sempurna. *** Penutup Demikian sedikit penjelasan yang bisa kami sajikan berkaitan dengan istilah ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin. Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama. Allahu a’lam. ___________________ Sumber Bacaan – Ilmul-Yaqin wa Haqqul Yaqin wa Ainul-Yaqin. Syeikh Jamal bin Abdul Aziz ar-Rabi’i. Artinya "Aku datang membawa gelimang dosa yang tidak sedikit. Namun, itu semua habis terbayar kontan oleh baik sangkaku kepada Allah."(Husnuzhzhan Billah karya Ibnu Abi ad-Dunya [hal. 8, poin ke-7]) Tak habis pikir, bagaimana jika ganjaran berbaik sangka kepada Allah itu diperlihatkan, tak perlu lama, cukup sedetik saja atau bahkan kurang.

Iman kepada allah rukun iman ke 1, adapun dalil dalam al-Qur’an terdapat dalam surat an nisa ayat 136. sedangkan kesimpulan kesimpulannya kami lampirkan pada bagian bawah tulisan ini. – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, iman kepada Allah artinya percaya, yakin dengan sepenuh hati keberadaan Allah, adapun pengertiannya secara istilah adalah percaya dan meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan. Dengan begitu, ada 3 komponen yang menandakan iman kepada-Nya yaitu; Percaya dengan sepenuh hatiMengucapkan dengan lisanMembuktikan dalam perbuatan. Itulah arti dan pengertiannya dalam pelajaran PAI kelas VII SMP. Adapun hikmahnya adalah akan selalu ditolong oleh Allah Swt., hati menjadi tenang dan tidak gelisah, dan medatangkan’ keuntungan dunia akhirat. tulisan syahadat Sekedar tambahan, bahwasanya Keimanan hamba bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah maupun berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. salah satu caranya dengan dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering mendengar nama nama indah itu dari para kiai ustadz ustadzah mubaligh maupun da’i dengan sebutan al-Asmau al husna. Bagaimanakah dalilnya? Sebutkan dalil al-Qur’an berkenaan dengan beriman kepada Allah, tulis secara lengkap dengan teks arab dan terjemahnya dalam Bahasa Indonesia. Sebagaimana sudah kami tuliskan, salah satu dalilnya terdapat dalam An Nisa ayat 136. Adapun tulisan teks arabnya beserta latin adalah sebagai berikut; يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا – ١٣٦ Teks latin yaa ayyuhalladziina aamanuu aamanuu billaahi wa rosuulihii wal kitaabilladzii nazzala alaa rosuulihii wal kitaabilladzii anzala min qobl, wa mayyukfar billaahi wa malaaikatihii wa kutubihii wa rusulihii wal yaumil aakhiri faqod dholla dholaalam ba’iidaa. Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad dan kepada Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh. Nah inilah salah satu dalil naqli dalam Al-Qur’an lengkap dengan tulisan arab, teks latin dan terjemahnya surat annisa ayat 136. surat ke empat dalam al-Qur’an. Contoh beriman kepada Allah Misalnya ada soal ulangan atau ujian berbunyi seperti ini. berilah contoh tentang perilaku iman kepada Allah Swt! sebutkan 5 saja! Sebutkan contoh iman kepada Allah! Tuliskan jawaban anda pada titik titik dibawah ini! Bagaimanakah contohnya? Contohnya secara umum adalah melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Lebih spesifik lagi contoh iman kepada Allah seperti menjalankan shalat, puasa, zakat, ibadah haji karena Allah SWT. Menjauhi perbuatan keji dan munkar seperti mengundi nasib, datang kepada dukun, berlaku zalim kepada orang lain, sombong takabur dan sifat jelek yang dilarang dalam syariat Islam. jawaban ini bisa anda pecah pecah menjadi satu, misalnya melaksanakan puasa, menjalankan ibadah sholat, dan seterusnya. Kesimpulan Apakah kesimpulan beriman kepada Allah? Dalam rangkuman buku mapel PAI kelas 1 SMP menyebutkan ada 3 tiga kesimpulan yaitu; pertama Iman kepada Allah Swt. adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa Dia itu ada, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari. Kedua Cara meneladani asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari adalah, mencintai ilmu pengetahuan, selalu gigih untuk mencari ilmu, dalam melakukan pekerjaan senantiasa menginginkan yang terbaik, teliti dalam berbuat, mau mendengarkan apa yang dikatakan orang lain sebagai saran, dan selalu melihat serta mengamati dampak yang sekiranya akan terjadi serta mampu menyelesaikannya dengan baik. ketiga Sedangkan hikmah iman kepada Allah adalah mendapatkan pertolongannya, hati menjadi tenang, tidak ada kegelisahan hati serta beruntung dunia dan akhirat. Demikian ringkasan ini semoga membantu dalam mengerjakan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas 1 SMP. Salam kenal dan wassalaamu’alaikum.

Yakindeh! Dengan perbandingan 5 tahun hanya sesekali jalan kaki, simbah membuktikan Allah hadir setiap hari.. Bagaimana dengan kita? Ketika "ilmu yakin" belum nancep di dada, kita sering ragu ketika berhadapan dengan masalah, yang dicari selalu solusi, bukan Allah.. Padahal Allah lah pemilik segala solusi.
Yakinlah Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Segala Hal – Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah pada hari ini menginjak pada hari ke-2 Ramadan. Sebelum berbuka puasa, alangkah lebih baiknya kita menyimak kultum kuliah tujuh menit atau dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Aa Gymnastiar. Bahasan kultum kali ini yaitu tentang yakinlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam segala hal. Yuk, langsung simak ulasannya pada artikel berikut ini! Anda pun dapat menonton video lengkapnya di Channel Youtube Evermos. Jangan Lupa Subscribe, ya! Baca Juga Yuk, Patuhi Protokol Keimanan 3M, Demi Menjaga Keutuhan Keimanan Saat Puasa! Kita Harus Yakin Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dalam Segala HalRelated posts Kita Harus Yakin Kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dalam Segala Hal Yakinlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam segala hal, baik situasi berat sekali pun. Sehingga ketika kita sudah yakin, maka kita akan senantiasa merasa bahwa Allah akan selalu menjaga kita dimana pun kita berada. Lalu bagaimanakah cara agar kita bisa memiliki rasa keyakinan tersebut ? Begini nasihat dari Gurunda kita, Aa Gym, semoga bisa menjadi manfaat bagi kita semua. Cirinya niat salah, ikhtiar salah, tawakalnya salah, lalu galau. Karena Allah lah yang menghujamkan kegelisahan di hati kita. Jadi, harus bagaimana? Harus yakin saja karena segala-galanya milik Allah, karena segala-galanya berada dalam genggaman Allah, segala-galanya hanya bisa terjadi dengan izin Allah dan segala-galanya yang terbaik adalah pilihan Allah. Selain itu, Aa Gym pun menjelaskan tentang bagaimana menghadapi persaingan. Apabila Anda berada dalam persaingan, sebaiknya tenang saja. Kompetisi itu bagian dari karunia, maka tidak usah merasa benci terhadap kompetitor. Tapi, ambil hikmah besar dari kompetitor. Misalnya saja balap karung melawan anak TK, walaupun juara umum namanya dzalim. Balap karung dengan kompetitor terbaik di dunia, lebih baik jadi juara 10 lawan juara dunia dari pada juara 1 lawan yang tidak bisa balap karung. Maka, tidak usah pakai busuk hati, lurus-lurus saja karena Allah memberikan kompetitor itu adalah untuk menaikkan kualitas kita. Baca juga Hadist Berkata Baik Atau Diam Kultum Saum Mulut Karena Mulut Bukan Untuk Bicara Masya Allah… Mari luruskan niat kita untuk selalu yakin kepada Allah SWT, jika niat kita telah lurus, insya Allah akan ditolong oleh Allah. Semoga kultum kali ini dapat menjadi bahan tafakur dan renungan untuk kita. Demikianlah ulasan dakwah yang disampaikan oleh Aa Gymnastiar ini. Daripada baca sendirian, lebih baik share artikel kultum ini sebagai pengingat pada yang lain. Jangan lewatkan rangkaian kultum dengan tema menarik lainnya setiap hari selama bulan Ramadan hanya di situs Blog Evermos. Related posts
Syariat (Islam) adalah ilmu tentang perintah dan larangan Allah yang harus disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui jalan wahyu (Wahyu Tasyri'), baik yang langsung dari Allah maupun yang menggunakan perantaraan malaikat Jibril. Tarekat berasal dari kata 'Thariqah' yang artinya 'jalan'. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang Ilmu al yaqin Ilmu yaqin adalah keyakinan akan keberadaan Allah swt berdasar ilmu pengetahuan tentang sebab akibat atau melalui hukum kausalita, seperti keyakinan dari para ahli ilmu kalam. Misalnya apa saja yang ada di alam semesta ini adalah sebagai akibat dari sebab yang telah ada sebelumnya. Sedangkan sebab yang telah ada sebelumnya yang juga merupakan akibat dari sebab yang sebelumnya lagi, sehingga sampai pada satu sebab yang tidak diakibatkan oleh sesuatu sebab, yang disebabkan penyebab pertama atau causa prima. Dan itulah Tuhan. Ainu al yaqin Ainul yaqin adalah keyakinan yang dialami oleh orang yang telah melewati tahap pertama, yaitu ilmu al yaqin , sehingga setiap kali dia melihat sesuatu kejadian, tanpa melalui proses sebab akibat lagi dia langsung meyakini akan wujud Allah; sebagaimana ucapan Sayyidina Abu Bakar As Siddiq ra. ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺇِﻻَّ ﻭَﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻓِﻴْﻪِ “Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah pada sesuatu tersebut” Ucapan Sayyidina Umar bin Khattab ra. ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺷَﻴْﺊً ﺇِﻻَّ ﻭَﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻗَﺒْﻠَﻪُ “Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah sebelumnya” Ucapan Sayyidina Usman bin Affan ra. ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺇِﻻَّ ﻭَﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺑَﻌْﺪَﻩُ . “Tiadalah aku melihat sesuatu, keculai aku melihat Allah sesudahnya”. Ucapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺇِﻻَّ ﻭَﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻣَﻌَﻪُ “Tiadalah aku melihat sesuatu, kecuali aku melihat Allah beserta sesuatu tersebut”. Haqqul yaqin Haqqul yaqin adalah keyakinan dimiliki oleh orang yang telah menyadari bahwa alam semesta ini pada hakekatnya adalah bayangan dari Penciptanya, sehingga dia dapat merasakan wujud yang sejati itu hanyalah Allah, sedangkan lainnya hanyalah bukti dari wujud yang sejati tersebut, yaitu Allah swt.
HARUSYAKIN ALLAH MAHA KUASA ATAS MUDAHNYA PEMBANGUNAN INI . Terus Salurkan Donasi Terbaik anda ke Rekening A.n YAYASAN INTAN ILMU : Bank Syariah Indonesia (BSI ex. BSM) Kode Bank: 451 Nomor rekening: . Bank Mandiri Kode Bank: 008 Nomor rekening: 031-00-1069-7186 .
Saat keluar dari gedung-gedung perkantoran atau hotel yang punya pintu otomatis, kita yakin bahwa pintu otomatis akan terbuka saat kita akan keluar sehingga kita yakin tidak akan terjebak di dalam gedung/hotel. Untuk masalah pintu buatan manusia saja kita bisa yakin, maka seharusnya kita lebih yakin kepada Allah pencipta sudahkah kita yakin dengan firman Allah, "fainna ma'aal 'usri yusro. Inna ma'al 'usri yusro"? Diulang dua kali, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Bahkan ada ahli tafsir menyatakan satu kesulitan, akan ada dua kemudahan. Namun, mengapa kita sering tidak yakin bahwa selalu ada jalan keluar otomatis dari Allah atas setiap masalah kita?Banyak dari kita, saya juga kadang termasuk, sering merasa kekurangan rezeki, padahal di Al Quran diulang-ulang ayat bahwa Allah menjamin rezeki semua mahkluknya, dari yang terbesar sampai terkecil. Percaya kepada Al Quran merupakan rukun iman. Dengan demikian sudah tidak pantas kita meragukan janji Allah tentang rezeki di Al Quran tersebut. Namun demikian, terkadang kita tidak tahu, hikmah di balik setiap peristiwa. Dasar manusia sukanya mengeluh, persis seperti diceritakan Al Quran. Diberi sakit, mengeluh, kehilangan uang mengeluh, bisnis rugi mengeluh, diberi kesusahan sedikit saja mengeluh, seolah lupa bahwa Allah Maha Teliti, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Pemberi, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Jadi tidak mungkin peristiwa dan apapun yang diciptakan Allah tidak ada gunanya. Sekiranya manusia bersyukur, maka tentu Allah menambah nikmat-Nya. Demikian pula, sebaik-baik doa, artinya termasuk saat kesusahan, adalah Alhamdulillah. Kalaulah dibukakan sedikit saja pintu hikmah, kita akan melihat setiap peristiwa yang terjadi pada kita, adalah baik bagi kita. Seorang siswa yang gagal masuk Perguruan Tinggi Negeri PTN, perlu baik sangka dan bersyukur pada Allah, karena bisa jadi, dengan gagal kuliah di PTN, menjadi gagal menjadi pejabat yang kelak kemudian hari ternyata korupsi, dan ditangkap KPK. Sehingga gagalnya masuk ke PTN menjadikan ia orang baik-baik hingga akhir hayat, tanpa perlu ditangkap KPK. Bahkan seorang yang ditangkap KPK pun perlu bersyukur, karena Allah mengingatkan kelakuannya di dunia, sehingga masih ada kesempatan bertaubat. Banyak cerita wali Allah semula adalah orang-orang tidak baik, yang kemudian bertaubat. Bahkan Nabi Yusuf yang dimusuhi dan dimasukkan ke sumur pun ternyata ada hikmahnya sehingga ia menjadi pejabat dan diangkat menjadi nabi. Jadi mari belajar bahwa setiap peristiwa ada hikmahnya. Setiap masalah ada belajar dari kisah Nabi Musa. Saat ditantang oleh sekumpulan ahli sihir pilihan Firaun, Nabi Musa tidak punya strategi apapun untuk menghadapi mereka. Nabi Musa hanya yakin bahwa Allah akan menolongnya. Ketika ditanya oleh para ahli sihir, siapa yg beraksi duluan, Nabi Musa mempersilakan ahli sihir beraksi duluan. Ahli sihir membuat ular dari sihirnya. Setelah ahli sihir beraksi, Nabi Musa masih belum tahu cara menghadapi ahli sihir tersebut. Barulah turun perintah Allah agar Nabi Musa melemparkan tongkatnya yang kemudian berubah menjadi ular besar yang memakan ular-ular dari ahli sihir sehingga para ahli sihir menyerah dan beriman kepada Tuhannya Nabi kisah lain, ketika Nabi Musa dan rombongannya dikejar oleh Firaun dan tentaranya sehingga terjebak di pinggir lautan, secara akal manusia, Nabi Musa dan rombongannya akan tertangkap Firaun. Rombongan Nabi Musa sudah ketakutan akan terbunuh oleh Firaun dan tentaranya. Namun, lagi-lagi Nabi Musa yakin Allah akan menolongnya. Barulah turun perintah untuk memukulkan tongkat Nabi Musa sehingga lautan berubah menjadi daratan, dan selamatlah Nabi Musa dan salah tangkap, bukan tongkat Nabi Musa yang ajaib. Itu hanya tongkat biasa, namun karena Allah yang menurunkan perintah, maka apapun bisa terjadi. Kalau Allah mau, selalu saja ada jalan atas setiap masalah. Kun fayakun. Pertanyaannya, sudahkah kita mendekat pada Allah? Sudah yakin pada Allah?Nasehat untuk semua, terutama untuk diri Jumat, semoga Allah memberkahi kita! Uyo1h.
  • 1bz20ymaos.pages.dev/289
  • 1bz20ymaos.pages.dev/22
  • 1bz20ymaos.pages.dev/282
  • 1bz20ymaos.pages.dev/245
  • 1bz20ymaos.pages.dev/274
  • 1bz20ymaos.pages.dev/236
  • 1bz20ymaos.pages.dev/241
  • 1bz20ymaos.pages.dev/335
  • 1bz20ymaos.pages.dev/391
  • ilmu yakin kepada allah